Pages

Thursday, April 10, 2014

Gunung Papandayan Via Cisurupan - Turun Via Cibatarua Pangalengan

Gunung Papandayan Via Cisurupan - Turun Via Cibatarua Pangalengan

Para personil

Kali ini saya bercerita sedikit pengalaman saat muncak ke gunung papandayan. Gunung papandayan bisa dibilang gunung yang indah namun relatif bersahabat buat didaki. Ok mulai saja ke ceritanya, saya muncak ke papandayan bareng temen-temen kuliah berenam. Jalur yang didaki lewat jalur biasa via Cisurupan.
Ok sekitar jam 9 malem kami berenam sampai di pintu parkir/pos gunung papandayan. Niatnya sih mau langsung naek pas langsung sampai, ya tapi karena kalau malem pendaki dilarang buat muncak dikarenakan keselamatan kami pun memutuskan buat munca besok pagi sekitar jam 5an. Perlu diketahui gunung papandayan kenapa ga boleh didaki malem hari karena jalur yang dilalui adalah pinggiran kawah berbatu yang tentunya sangat berbahaya bila didaki pas keadaan gelap gulita.


Brrrrrrrr
Sekitar jam 5an pagi kami pun mulai buat muncak, jalur pertama yang dihadapi yaitu jalur berbatu bekas dari muntahan letusan gunung papandayan, jalurnya sih mudah cuman bau dari belerang lumayan mengganggu pernapasan, dan waktu yang dibutuhkan buat sampai ke kawah sekitar 30 menit dari pos pendakian atau parkiran.
Setelah berfoto-foto ria dan ngisi perut di sekitaran kawah, kami pun langsung tancap ke pondok salada buat ngegelar tenda, kenapa kami ngegelar tenda di pondok salada bukan di Tegal Alun karena sekarang dilarang buat ngegelar tenda di tegal alun, alasannya mungkin buat ngejaga kondisi tegal alun, inget itu juga mungkin. Sebenarnya dulu ada 2 jalur buat ke pondok salada/tegal alun, jalur pertama adalah jalur menyisir pinggiran kawah yang langsung tembus ke hutan mati yang nantinya setelah sampai di hutan mati tinggal pilih ke kiri ke jalur tegal alun, atau ke kanan ke jalur pondok salada. Tapi track menyisir kawah ini sekarang sudah ditutup karena berbahaya, ya kenapa bahaya karena jalur yang dilalui adalah pinggiran dari kawah papandayan, jalurnya juga materialnya batu dan pasir plus ditampah nanjak. Hal ini mungkin kenapa jalur ini ditutup karena alas an bahaya.
Ok sekarang lanjut ke cerita dari kawah menuju pondok salada. Jalur ke pondok salada dari kawah papandayan kita memutar ke sebelah kanan. Jalur pondok salada pun sekarang berbeda, karena jalur yang dulu sering dilalui terbelah karena longsor. Jalur yang sekarang digunakan juga cukup jelas, dari jalur yang dulu kita tinggal belok ke kanan, jalurnya menurun sedikit yang kiri kanannya ditumbuhi pohon-pohon yang tingginya sekitar 3 meter. Turunan di jalur ini terus menurun sampai di sungai kecil, selepas sungai kecil medan yang dihadapi mulai tanjakan. Di jalur yang medannya tanjakan ini nanti ditemukan persimpangan, dimana semua jalurnya merupakan jalur ke pondok salada, tetapi jalur yang kekiri jalur untuk motor dan jalur kekanan untuk pendaki. Setelah melewati persimpangan tersebut apabila melewati jalur untuk pendaki akan medan yang dihadapi semakin terjal. Medan yang terjal tidak terlalu panjang cuman lumayan menguras tenaga, ya sekitar 15 menittan buat ngelewati medan tersebut.
Setelah melewati tanjakan yang terjal kemudian sampai ke jalur yang lumayan lebar, dari situ ambil jalur kanan. Medan selanjutnya yang dihadapi menuju pondok salada adalah jalanan datar berbatu yang view di sebelah kirinyanya adalah tebing bebatuan cadas dan sebelah kanannya adalah lembah. Setelah melewati jalur tersebut kita sampai di persimpangan ke kanan buat kea rah pangalengan ke kiri buat ke pondok salada, disana juga ada pos penjaga dan sebuah warung kecil yang penjualnya sangat asik buat diajak ngobrol, kalau kami sih menyebutnya teteh syahrini hhe.
Dari warung dan pos penjaga kami menuju jalur ke pondok salada, jalur ini menanjak tapi tidak terlalu terjal, dimana disebalah kirinya adalah pinggiran dari tebing dan sebelah kanannnya hutan. Dari pos ini waktu yang ditempuh sekitar 10menit. Jadi total waktu dari pos awal pendakian/parkiran ke pondok salada sekitar 1 ½ jam (jalan terus). Saat itu di pondok salada kami tiba sekitar pukul 8nan.
Pondok salada adalah sebuah tempat yang luas yang biasa digunakan buat cam di gunung papandayan, disana juga ditumbuhi bunga edelweiss dan disana juga tidak perlu takut kekurangan persedian air karena disana air sangatlah melimpah dan mudah didapat.
Setelah sampai di pondok salada kami mendirikan tenda disana dan masak buat ngisi perut. Saai itu kami tidak pergi kemana-mana, kami hanya menyisiri di sekitaran pondok salada, jadi hari itu kita habiskan di pondok salada.
Besok harinya sekitar jam 8nan kami bersiap-siap untuk pulang, kami berenam memutuskan untuk turun melalui jalur ke pangalengan karena penasaran dengan jalur tersebut. Setelah meninggalkan pondok salada pas sampai di pos penjagaan kami pun lapor kalau kami mau turun lewat pangalengan dan minta informasi jalur untuk turun dari pangalengan lewat mana saja.
Informasi yang kami dapat kalau turun lewat pangalengan cuku membuat kami ciut, gimana ga ciut mang pos penjaga bilang jarak yang ditempuh sektar 90 Km lebih dan perlu waktu satu harian. Setelah berunding kami pun bertekad untuk tetap turun lewat pangalengan.
Jalur untuk turun dari lewat pangalengan dari informasi yang didapat melalaui desa cibatarua. Dari pos penjaga ambil jalur ke kiri dari sana lurus terus medan yang dihadapi adalah jalan berbatu menurun yang sebelah kirinya adalah tebing bebatuan cadas, dari jalur tersebut nanti ada persimpangan lurus dan belok ke kanan. Dari persimpangan tersebut belok ke kanan ke jalur yang biasa dilewati oleh motor. Medan yang dihadapi juga jalanan tanah sempit yang di tutupi oleh kanopi dari pepohonan. Setelah melewati jalanan tanah berkanopi, nanti akan tembus langsung ke perkebunan warga sekitar. Kami pun terus melewati perkebunan mengikuti jalur yang biasa motor lewati sampai ke perkebunan teh (PTPN).
Pas sampai di perkebunan teh jalur yang dilewati masih cukup jelas, patokan yang kami gunakan saat turun adalan jalanan bekas motor dan perkampungan warga yang sudah mulai terlihat dari kejauhan. Medan yang dihadapi di perkebunan the adalah turunan tanan terkadang bebatuan kecil yang cukup menjengkelkan karena licin. Sekitar 3 ½ jam kami pun sampai di desa cibatarua.
Sesampainya di desa cibatarua kami beristirahat sejenak dan bertanya ke warga sekitar arah ke pangalengan sambil menikmati suasana perkampungan yang masih asri. Dari desa cibataruan kami pun melanjutkan perjalanan pulang, ditengah perjalanan pulang kami beruntung mendapatkan tumpangan truk pengangkut hasil perkebunan. Diatas truk yang kami tumpangi juga dinaiki oleh para petani perkebunan. Suasana saat meumpang ditruk ini sangatlah special karena selain keramahan para petani yang sangat sulit dijumpai di perkotaan atau tempat kami tinggal adalah view yang kami dapat selama perjalanan adalah hamparan perkebunan teh dan danau kecil yang biasa disebut danau santosa.
Truk yang kami tumpangi bertujuan ke salah satu desa di daerah pangalengan ya sekitaran daerah Malabar. Setelah truk kami pun beristirahat sejenak sambil berunding transportasi yang digunakan buat sampai dirumah masing-masing. Keputusan pun diambil transportasi yang digunakan untuk pulang adalah menumpang mobil truk atau mobil losbak yang lewat. Kenapa kami memutuskan untuk menumpang tidak menggunakan angkot, karena kami pikir kalau pulang dari papandayan dengan nol rupiah sangatlah menantang padahal pada saat itu juga kami masih memiliki cukup biaya untuk menggunakan angkot.
Setelah 3 kali berganti tumpangan kami pun kami turun di tempat yang berbeda, 5 orang turun di jalan radio di sekitaran jalan moh toha karena rumahnya terletak di kawasan pendidikan telkom, dan 1 orang turun di pintu tol moh toha karena rumahnya berada di jalan cibaduyut. Kami pun sampai dirumah masing- masing sekitar jam 6 malem. Waktu yang dihabiskan untuk perjalanan pulang sektar 10 jam

*catatan perjalanan
·         Biaya dari bandung ke papandayan
-          Bus Bandung garut 15k-20k turun di alun-alun tarogong garut
-          Sewa losbak dari tarogong garut sampai pos pendakian/ parkiran gunung papandayan = Nego

·         Alternatif transportasi lain
-          Naek mobil elf jurusan leuwi panjang – cikajang atau cicaheum – cikajang = 20k-30k turun di Cisurupan
-          Naek mobil losbak dari cisurupan sampai ke pos pendakian/parkiran = 20k-35k

·         Biaya restribusi gunung papandayan = 4k
·         Untuk turun dari lewat pangalengan usahakan dibawah sekitar jam 9, agar dapat sampai di desa cibatarua sekitar jam 1an, diatas jam 1an mobil untuk menumpang dari cibatarua ke pangalengan mulai jarang.


Foto foto

Naek Losbak pas pergi
Track ke kawah Mt Papandayan

Track disekitaran kawah

Istirahat sambil nyiapin sarapan

Ngangetin badan di Pondok Salada
  
Pondok Salada

Istirahat pas turun

View saat turun
Jalur motor
Turunan cinta hha
Masih turunan cinta
Perkampungan Desa Cibatarua

Tugu PTPN

Nebeng Truk Sayur

Narsis bos

1 comment: