Gunung Papandayan Via Cisurupan - Turun Via Cibatarua Pangalengan
Para personil |
Kali ini saya bercerita sedikit pengalaman saat muncak ke
gunung papandayan. Gunung papandayan bisa dibilang gunung yang indah namun relatif
bersahabat buat didaki. Ok mulai saja ke ceritanya, saya muncak ke papandayan
bareng temen-temen kuliah berenam. Jalur yang didaki lewat jalur biasa via
Cisurupan.
Ok sekitar jam 9 malem kami berenam sampai di pintu
parkir/pos gunung papandayan. Niatnya sih mau langsung naek pas langsung
sampai, ya tapi karena kalau malem pendaki dilarang buat muncak dikarenakan
keselamatan kami pun memutuskan buat munca besok pagi sekitar jam 5an. Perlu
diketahui gunung papandayan kenapa ga boleh didaki malem hari karena jalur yang
dilalui adalah pinggiran kawah berbatu yang tentunya sangat berbahaya bila
didaki pas keadaan gelap gulita.
Brrrrrrrr |
Sekitar jam 5an pagi kami pun mulai buat muncak, jalur
pertama yang dihadapi yaitu jalur berbatu bekas dari muntahan letusan gunung
papandayan, jalurnya sih mudah cuman bau dari belerang lumayan mengganggu
pernapasan, dan waktu yang dibutuhkan buat sampai ke kawah sekitar 30 menit
dari pos pendakian atau parkiran.
Setelah berfoto-foto ria dan ngisi perut di sekitaran kawah,
kami pun langsung tancap ke pondok salada buat ngegelar tenda, kenapa kami
ngegelar tenda di pondok salada bukan di Tegal Alun karena sekarang dilarang
buat ngegelar tenda di tegal alun, alasannya mungkin buat ngejaga kondisi tegal
alun, inget itu juga mungkin. Sebenarnya dulu ada 2
jalur buat ke pondok salada/tegal alun, jalur pertama adalah jalur menyisir
pinggiran kawah yang langsung tembus ke hutan mati yang nantinya setelah sampai
di hutan mati tinggal pilih ke kiri ke jalur tegal alun, atau ke kanan ke jalur
pondok salada. Tapi track menyisir kawah ini sekarang sudah ditutup karena
berbahaya, ya kenapa bahaya karena jalur yang dilalui adalah pinggiran dari
kawah papandayan, jalurnya juga materialnya batu dan pasir plus ditampah
nanjak. Hal ini mungkin kenapa jalur ini ditutup karena alas an bahaya.
Ok sekarang lanjut ke cerita dari kawah menuju pondok
salada. Jalur ke pondok salada dari kawah papandayan kita memutar ke sebelah
kanan. Jalur pondok salada pun sekarang berbeda, karena jalur yang dulu sering
dilalui terbelah karena longsor. Jalur yang sekarang digunakan juga cukup
jelas, dari jalur yang dulu kita tinggal belok ke kanan, jalurnya menurun
sedikit yang kiri kanannya ditumbuhi pohon-pohon yang tingginya sekitar 3
meter. Turunan di jalur ini terus menurun sampai di sungai kecil, selepas
sungai kecil medan yang dihadapi mulai tanjakan. Di jalur yang medannya
tanjakan ini nanti ditemukan persimpangan, dimana semua jalurnya merupakan
jalur ke pondok salada, tetapi jalur yang kekiri jalur untuk motor dan jalur
kekanan untuk pendaki. Setelah melewati persimpangan tersebut apabila melewati
jalur untuk pendaki akan medan yang dihadapi semakin terjal. Medan yang terjal
tidak terlalu panjang cuman lumayan menguras tenaga, ya sekitar 15 menittan
buat ngelewati medan tersebut.
Setelah melewati tanjakan yang terjal kemudian sampai ke
jalur yang lumayan lebar, dari situ ambil jalur kanan. Medan selanjutnya yang
dihadapi menuju pondok salada adalah jalanan datar berbatu yang view di sebelah
kirinyanya adalah tebing bebatuan cadas dan sebelah kanannya adalah lembah.
Setelah melewati jalur tersebut kita sampai di persimpangan ke kanan buat kea
rah pangalengan ke kiri buat ke pondok salada, disana juga ada pos penjaga dan
sebuah warung kecil yang penjualnya sangat asik buat diajak ngobrol, kalau kami
sih menyebutnya teteh syahrini hhe.
Dari warung dan pos penjaga kami menuju jalur ke pondok
salada, jalur ini menanjak tapi tidak terlalu terjal, dimana disebalah kirinya
adalah pinggiran dari tebing dan sebelah kanannnya hutan. Dari pos ini waktu
yang ditempuh sekitar 10menit. Jadi total waktu dari pos awal
pendakian/parkiran ke pondok salada sekitar 1 ½ jam (jalan terus). Saat itu di
pondok salada kami tiba sekitar pukul 8nan.
Pondok salada adalah sebuah tempat yang luas yang biasa digunakan
buat cam di gunung papandayan, disana juga ditumbuhi bunga edelweiss dan disana
juga tidak perlu takut kekurangan persedian air karena disana air sangatlah
melimpah dan mudah didapat.
Setelah sampai di pondok salada kami mendirikan tenda disana
dan masak buat ngisi perut. Saai itu kami tidak pergi kemana-mana, kami hanya
menyisiri di sekitaran pondok salada, jadi hari itu kita habiskan di pondok
salada.
Besok harinya sekitar jam 8nan kami bersiap-siap untuk
pulang, kami berenam memutuskan untuk turun melalui jalur ke pangalengan karena
penasaran dengan jalur tersebut. Setelah meninggalkan pondok salada pas sampai
di pos penjagaan kami pun lapor kalau kami mau turun lewat pangalengan dan
minta informasi jalur untuk turun dari pangalengan lewat mana saja.
Informasi yang kami dapat kalau turun lewat pangalengan cuku
membuat kami ciut, gimana ga ciut mang pos penjaga bilang jarak yang ditempuh
sektar 90 Km lebih dan perlu waktu satu harian. Setelah berunding kami pun
bertekad untuk tetap turun lewat pangalengan.
Jalur untuk turun dari lewat pangalengan dari informasi yang
didapat melalaui desa cibatarua. Dari pos penjaga ambil jalur ke kiri dari sana
lurus terus medan yang dihadapi adalah jalan berbatu menurun yang sebelah
kirinya adalah tebing bebatuan cadas, dari jalur tersebut nanti ada
persimpangan lurus dan belok ke kanan. Dari persimpangan tersebut belok ke
kanan ke jalur yang biasa dilewati oleh motor. Medan yang dihadapi juga jalanan
tanah sempit yang di tutupi oleh kanopi dari pepohonan. Setelah melewati
jalanan tanah berkanopi, nanti akan tembus langsung ke perkebunan warga
sekitar. Kami pun terus melewati perkebunan mengikuti jalur yang biasa motor
lewati sampai ke perkebunan teh (PTPN).
Pas sampai di perkebunan teh jalur yang dilewati masih cukup
jelas, patokan yang kami gunakan saat turun adalan jalanan bekas motor dan
perkampungan warga yang sudah mulai terlihat dari kejauhan. Medan yang dihadapi
di perkebunan the adalah turunan tanan terkadang bebatuan kecil yang cukup
menjengkelkan karena licin. Sekitar 3 ½ jam kami pun sampai di desa cibatarua.
Sesampainya di desa cibatarua kami beristirahat sejenak dan
bertanya ke warga sekitar arah ke pangalengan sambil menikmati suasana
perkampungan yang masih asri. Dari desa cibataruan kami pun melanjutkan
perjalanan pulang, ditengah perjalanan pulang kami beruntung mendapatkan
tumpangan truk pengangkut hasil perkebunan. Diatas truk yang kami tumpangi juga
dinaiki oleh para petani perkebunan. Suasana saat meumpang ditruk ini sangatlah
special karena selain keramahan para petani yang sangat sulit dijumpai di
perkotaan atau tempat kami tinggal adalah view yang kami dapat selama
perjalanan adalah hamparan perkebunan teh dan danau kecil yang biasa disebut
danau santosa.
Truk yang kami tumpangi bertujuan ke salah satu desa di
daerah pangalengan ya sekitaran daerah Malabar. Setelah truk kami pun
beristirahat sejenak sambil berunding transportasi yang digunakan buat sampai
dirumah masing-masing. Keputusan pun diambil transportasi yang digunakan untuk
pulang adalah menumpang mobil truk atau mobil losbak yang lewat. Kenapa kami
memutuskan untuk menumpang tidak menggunakan angkot, karena kami pikir kalau
pulang dari papandayan dengan nol rupiah sangatlah menantang padahal pada saat
itu juga kami masih memiliki cukup biaya untuk menggunakan angkot.
Setelah 3 kali berganti tumpangan kami pun kami turun di
tempat yang berbeda, 5 orang turun di jalan radio di sekitaran jalan moh toha
karena rumahnya terletak di kawasan pendidikan telkom, dan 1 orang turun di
pintu tol moh toha karena rumahnya berada di jalan cibaduyut. Kami pun sampai
dirumah masing- masing sekitar jam 6 malem. Waktu yang dihabiskan untuk
perjalanan pulang sektar 10 jam
*catatan perjalanan
·
Biaya dari bandung ke papandayan
-
Bus Bandung garut 15k-20k turun di alun-alun
tarogong garut
-
Sewa losbak dari tarogong garut sampai pos pendakian/
parkiran gunung papandayan = Nego
·
Alternatif transportasi lain
-
Naek mobil elf jurusan leuwi panjang – cikajang
atau cicaheum – cikajang = 20k-30k turun di Cisurupan
-
Naek mobil losbak dari cisurupan sampai ke pos
pendakian/parkiran = 20k-35k
·
Biaya restribusi gunung papandayan = 4k
·
Untuk turun dari lewat pangalengan usahakan
dibawah sekitar jam 9, agar dapat sampai di desa cibatarua sekitar jam 1an,
diatas jam 1an mobil untuk menumpang dari cibatarua ke pangalengan mulai
jarang.
Foto foto
Naek Losbak pas pergi |
1 comments:
wah seru tuh ka yang nebeng truk sayur =)))
Post a Comment